Site icon Radar Tuban

TMA Bengawan Solo Stabil, tapi Masih Siaga Merah

AYO ANGKAT: Anggota Polsek Rengel membantu mengangkut sepeda warga yang mogok setelah menerjang banjir kemarin (4/3). (Yusab Alfa Ziqin/Radar Tuban)

Radartuban.jawapos.com – Tanda-tanda naiknya tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo mulai tampak sejak Jumat (3/3) malam menyusul hujan merata di wilayah hulu dan pembukaan pintu spillway (saluran pelimpah) Waduk Gajah Mungkur.

Setelah lebih dari 24 jam, kemarin (4/3) TMA di wilayah hilir, termasuk Tuban memasuki siaga merah.

Pantauan Jawa Pos Radar Tuban kemarin sore, volume air di anak-anak sungai Bengawan Solo dan irigasi persawahan terus meninggi, dan perlahan menggenangi lahan pertanian dan ruas-ruas jalan di sepanjang bantaran Bengawan Solo.

Bahkan sebagian sungai tidak bertanggul juga mulai meluber—menggenangi sebagian permukiman dan fasilitas publik di Kecamatan Widang dan Rengel.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji menyebut, hingga lepas petang kemarin sejumlah desa di empat kecamatan itu masih terendam banjir.

Namun, berdasarkan laporan para personelnya di lapangan, air bah berangsur surut.

‘’Terkini, papan pantau TMA Bengawan Solo di Bendungan Gerak Bojonegoro sudah siaga hijau. Tapi, di Babat masih siaga merah,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (4/3) petang.

Meski tinggi muka air mulai surut, namun masyarakat tetap diminta untuk selalu waspada. Terlebih, hujan merata di wilayah hulu masih terus berlangsung.

Untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga, puluhan personel BPBD Tuban disiagakan di titik-titik banjir.

‘’Paling jadi fokus kami, Kecamatan Widang dan Rengel,’’ ujarnya.

Sejauh ini, lanjut mantan Kabag Kesra Setda Tuban itu, dari tiga titik papan duga yang menjadi rujukan Tuban, kondisinya hingga tadi malam pukul 20.00 masih fluktuatif.

Di papan duga Bojonegoro, mulai menurun di siaga kuning 13.99 peilschaal. Sementara di papan duga Babat turun disiaga hijau dengan ketinggian 8.22 peilschaal.

Sedangkan papan duga Bendungan Gerak Babat masuk siaga merah dengan ketinggian di atas 6.72 peilschaal.

‘’Tuban sangat bergantung di papan duga Bojonegoro, Babat, dan Bendungan Gerak Babat. Dan saat ini ketinggian air di tiga papan duga itu masih stabil,’’ tandasnya.

Terpisah, Camat Widang Soesilo Hadi Irwanto mengemukakan, sedikitnya tiga desa di wilayahnya terendam banjir. Di antaranya, Desa Ngadipuro, Patihan, dan Simorejo.

Ketinggian banjir antara 20—40 sentimeter. Merendam ruas jalan, ratusan hektare  lahan pertanian, dan sepuluh rumah warga.

Dikatakan Soesilo, perihal penanganan bencana masih evakuasi ringan, edukasi, dan sosialisasi. Prosesnya dilakukan pemerintah kecamatan, desa-desa bersangkutan, dan BPBD Tuban.

Kalau nanti banjir kian parah, langkah konkret seperti menyiapkan pos pengungsian hingga pemberian bantuan akan dilakukan.

‘’Kami sudah siap untuk itu,’’ tegasnya mantan Plt Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Keluaga Berencan Tuban itu.

Di Kecamatan Rengel, dua desa terdampak banjir cukup parah. Dua desa dimaksud, Desa Tambakrejo dan Desa Kanorejo.

Pantauan wartawan koran ini, ratusan hektare lahan pertanian dan beberapa ruas jalan terendam. Rumah warga tak ada yang kebanjiran. Hanya satu sekolah saja  tergenang, halamanannya berubah bak kolam renang. Sekolah itu, SDN Tambakrejo II.

Sugito, tenaga administrasi SDN Tambakrejo II mengemukakan, banjir masuki sekolahnya sejak Jumat (3/3) malam. Pada kemarin (4/3) pagi, kian meninggi hingga hampir memasuki ruang kelas.

‘’Untuk sementara ini, banjir terjadi di halaman sekolah. Ketinggiannya sekitar 20 sentimeter. 57 siswa-siswi kami terpaksa diliburkan karena banjir,’’ terangnya.

Pendidik disapa Gito itu berharap, banjir segera surut agar aktivitas pendidikan dapat kembali normal.

Selain itu, dia juga berharap pemerintah melalui dinas atau badan terkait menangani bencana rutin bagi sekolahnya itu. Setiap tahun, tiap kali Bengawan Solo meluap, SDN Tambakrejo II ini pasti kebanjiran.

‘’Istilahnya, sudah jadi langganan,’’ keluhnya.

Di Kecamatan Plumpang dan Soko, banjir luapan Bengawan Solo tak begitu parah. Hanya merendam beberapa hektare lahan pertanian. Ruas jalan, rumah warga, maupun sekolah, nihil. Banjir di Kecamatan Soko terjadi di Desa Sandingrowo dan Kenongosari. Sedangkan, di Kecamaan Plumpang terjadi di Desa Kebomlati. (sab/tok)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Exit mobile version