Site icon Radar Tuban

Terendam Banjir Picu Gagal Panen Sepanjang Tahun

BARU SURUT: Lahan pertanian milik Ramuji di Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak yang tanaman padinya hampir mati setelah terendam banjir. (M. Mahfudz Muntaha/Radar Tuban)

Radartuban.jawapos.com – Sebagian besar petani di utara Kecamatan Merakurak hingga wilayah Kecamatan Jenu hampir setiap tahun tak pernah panen. Pemicunya, padi yang mereka tanam selalu mati terendam banjir.

Pantauan Jawa Pos Radar Tuban, potret buram kondisi lahan pertanian di kawasan dua kecamatan tersebut terlihat di sepanjang Jalan Merakurak –- Jenu.

Lahan persawahan yang membentang di kawasan Dusun Domas, Desa Sambonggede; Desa Mandirejo; dan Desa Sumber seperti rawa. Selalu terendam air.

Kondisi yang sama juga dialami lahan pertanian di sepanjang bantaran Sungai Domas. Lahan ini membentang dari Desa Sendanghaji, Desa Sekardadi, dan Desa Jenu, Kecamatan Jenu.

Penyebab luapan sungai tersebut karena pendangkalan di hulu sungai tersebut. Karena volume sungai berkurang, air yang seharusnya mengalir ke laut justru meluap dan menggenangi persawahan.

Kondisi ini berlangsung cukup lama dan menjadikan lahan pertanian tak bisa ditanami.

Ramuji, salah satu pemilik sa wah di Dusun Domas mengatakan, selama setahun dirinya tidak bisa memanen padi yang ditanam.

‘’Padi yang ditanam selalu gagal panen karena tergenang banjir,’’ tuturnya.

Bahkan, kata dia, padi yang baru beberapa minggu lalu ditanam tak bisa tumbuh dengan baik. Daunnya menguning dan hampir mati.

Ramuji menyebut kegagalan panen sangat merugikan petani. Dia mengalkulasi sekali tanam, sedikitnya mengeluarkan dana Rp 8 juta untuk biaya pembelian bibit, pupuk, dan biaya pengolahan lahan.

‘’Kalau gagal panen terus, setahun saya bisa rugi Rp 15 juta lebih,’’ keluhnya.

Keluhan juga disampaikan Darmawi, salah satu pemilih lahan di Desa Sendanghaji. Dia mengatakan, lahan sawahnya seluas satu hektare di bantaran Sungai Domas yang sepanjang tahun tergenang tak bisa ditanami.

‘’Bukan hanya dua tahun terakhir saja yang tergenang, tahun-tahun sebelumnya juga tergenang,’’ ujarnya.

Darmawi juga menuding aktivitas pencucian pasir silika di Kecamatan Jenu menjadi penyebab pendangkalan sungai. Karena sungai dangkal, kata dia, air tak lancar mengalir ke laut.

‘’Kami para petani yang lahan pertaniannya terdampak banjir sempat mau demo, tapi kepala desa menjanjikan melapor kepada Pemkab Tuban,’’ ujarnya.

Setelah dilaporkan, lanjut dia, pemkab merencanakan survei sekaligus mencari solusi mengatasi banjir.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPR PRKP) Tuban Agung Supriyadi mengatakan, stafnya dari bidang sumber daya alam telah bertemu dengan perwakilan kepala desa.

‘’Tim kami sudah turun ke lapangan untuk mencari titik temu. Di situ juga muncul apa yang diharapkan oleh desa untuk menyelesaikan masalahnya,’’ ujarnya.

Salah satu solusinya, kata dia, dibutuhkan pengerukan saluran air yang baru bisa direalisasikan pada P-APBD 2023 atau APBD 2024. (fud/ds)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Exit mobile version