Site icon Radar Tuban

Luapan Bengawan Solo Rendam Ratusan Hektare Lahan, Masa Tanam Kedua Tertunda

JADI TAMBAK: Lahan pertanian di Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang terendam banjir luapan Bengawan Solo. (Yusab Alfa Ziqin/Radar Tuban)

Radartuban.jawapos.com – Petani di sepanjang bantara Sungai Bengawan Solo di Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang dirundung bencana.

Hingga kemarin (19/2), banjir luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu masih merendam ratusan hektare lahan pertanian dengan ketinggian antara 30-100 sentimeter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban mencatat, total lahan pertanian terendam di empat kecamatan itu mencapai kurang lebih 318 hektare.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Tuban Sudarmaji mengungkapkan, data ratusan hektare lahan pertanian terendam itu diperoleh ketika personel BPBD didampingi perangkat pemerintah kecamatan dan desa di masing-masing wilayah meninjau titik-titik lokasi banjir dari Jumat hingga kemarin (19/2).

Darmaji—sapaan akrabnya—mengemukakan, 318 hektar lahan pertanian terendam banjir luapan Bengawan Solo ini merupakan lahan produktif. Namun, sebagian besar tak bertanaman—menyusul pasca panen.


Hanya saja, kini musim tanam kedua menjadi tertunda. Bila dipersentase, lahan produktif usai panen sekitar 80 persen. Sisanya, sekitar 20 persen inilah yang terancam gagal panen. Sehingga kerugian materil yang diderita petani tidak terlalu tinggi.

‘’Namun berapa jumlah pastinya (kerugian materil, Red), masih proses pendataan,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (19/2).

Selain membanjiri ratusan hektare lahan produktif pertanian, mantan Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (DPRKP) Tuban ini meneruskan, luapan Bengawan Solo juga merendam sekitar 16 rumah warga dengan ketinggian air di dalam rumah mulai 10-30 sentimeter.

Dari 16 rumah yang terendam, sebanyak 15 unit berlokasi di Desa Patihan, Ngadipuro, dan Simorejo, Kecamatan Widang. Terbanyak di Desa Ngadipuro, totalnya sepuluh rumah. Sisanya, satu unit di Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang. Sementara, Kecamatan Soko dan Rengel nihil.

Meski demikian, semua warga yang rumahnya terendam memilih bertahan.

‘’Tidak ada yang mengungsi,’’ terang mantan Kabag Kesra Setda Tuban itu.

Mantan Camat Plumpang ini menambahkan, beberapa ruas jalan desa di empat kecamatan terdampak juga terendam. Namun, masih bisa dilintasi masyarakat. Tak ada akses transportasi lumpuh.

Disinggung perihal tindak lanjut BPBD dalam menangani bencana, dia mengatakan, akan segera mendistribusikan bantuan sembako kepada warga yang rumahnya terdampak. Untuk petani yang menderita rugi akibat tanamannya rusak terendam banjir, bisa dicarikan kompensasi melalui program asuransi tani.

Lebih lanjut, mantan Sekretaris Kecamatan Merakurak ini berharap, banjir luapan Bengawan Solo segera surut. Fatalitasnya berhenti sedemikian saja.

Lebih dari itu, dia berharap hujan deras terus mengguyur hulu Bengawan Solo di Jawa Tengah selama beberapa waktu terakhir mereda.

Waduk Gajah Mungkur volumenya normal dan pintunya ditutup. Sehingga volume Bengawan Solo menjadi aliran pembuangan waduk stabil. Daerah hilir Bengawan Solo seperti Kabupaten Tuban kembali aman dari kebanjiran. (sab/tok)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Exit mobile version